Kisah Ibuku Sebagai Motivasiku


Kisah ibuku sebagai 
Motivasi ku
Karya : Wiwit Widiayanti


Ibuku bernama Kati. Wajahnya  selalu bersinar seperti bulan bercahaya terang.Wajahnyayang   bulat   dengan  alis  tipis  seperti  semut  beriring.  Kulit  ibuku  sawo  matang,  khas  wanita Jawa. Beliau tidaklah tinggi, tidak pula pendek. Rambutnya hitam bergelombang. Sampai usia 38 tahun kulihat rambutnya masih legam tanpa semir. Pandangan matanya yang kuat kini sudah mulai sayu termakan usia. Namun mata hatinya tetap kuat bagaikan baja.

Sinar mentari yang sejuk, rumput yang berkibasan oleh angin , suara pohon yang mengitari sekeliling. Membuat seseorang merasa amat bahagia dengan keindahan dipagi harinya itu. Seorang yang kini sekarang menjadi contoh kehidupanku saat ini, seseorang yang kini selalu memberi motivasi saya hingga detik ini. Yaitu seorang ibu yang mendampingi saya hingga saat ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kehidupan beliau ketika kecil dan ketika masih bersekolah.

Ibu adalah wanita yang sangat baik. Dia ramah dan tutur katanya lembut kepada  siapa  saja.  Dia  sangat  suka  membantu  orang  lain,  terutama  yang  sedang dalam kesusahan.

Tak mudah bagi mamah untuk menjalani kehidupannya. Ibu selalu bercerita tentang kehidupan ia selama masih kecil. Ibuku anak ke 4 dari 5 bersaudara dan selain itu mamah mempunyai 2 ibu, yaitu ibu kandung dan ibu tiri. Kehidupannya bisa dikatakan cukup sulit, untuk sandang dan pangannya. Tetapi mamah sama sekali tidak mengeluh, bahkan mamah selalu berbagi nasi setiap pulang sekolah untuk Kaka dan adiknya.

Pendidikan Ibu hanya sampai Sd ( sekolah dasar ). Mamah selalu bercerita, menyesal sekali dulu tidak melanjutkan sekolah sampai kesekolah tinggi karena tidak ada biaya bahkan untuk membeli buku saja tidak ada. Disekolahnya dahulu mamah selalu belajar dengan rajin, bahkan memiliki banyak teman. 

Walaupun Ibuku sangat irit sekali dengan buku ia selalu rajin untuk menulis. Buku yang selalu menyisa dikelas sebelumnya selalu ia gunakan untuk ke kelas selanjutnya. Ibu selalu mengatakan bahwa sayang untuk membuang – buang buku yang masih bisa untuk menulis.
Ketika sepulang sekolah tidak sama seperti teman temannya yang lain. Untuk bermain, mamah jarang sekali bemain bersama teman temannya, ia selalu membantu ibu nya kesawah untuk panen padi atau menanam padi. Bersama dengan adik nya yang selalu ia bawa kemana mana, mamah bersamaan dengan adiknya membantu ibunya ke sawah.

Ibuku adalah wanita yabg rela mengorbankan hidupnya untuk keluarga. Rela bangun awal dan tidur paling akhir dalam hidupnya. Ibuku rela bekerja untuk membantu keuangan dalam keluarganya agar mereka dapat bersekolah dan dapat hidup dengan sejahtera.

Seketika kelulusan sekolah SD, ibu pun tidak sampai ikut kelulusan karena biaya yang tidak cukup membiayai sekolahnya. Ibuku hanya melihat teman temannya dari jauh, melihat kelulusan teman temannya. Setelah ibuku tidak bersekolah lagi, Ibu selalu membantu Nenekku untuk berkebun setiap harinya. Berkerja untuk banting tulang keluarganya, untuk ibu tirinya, bahkan untuk kakekku.

Dan ketika ibu diumur 18 tahun, ibu diajak untuk pergi bersama Mbah ku yang bernama Mbah Ran disitu Mbah Ran mengajak ibuku untuk pergi kejawa timur bersamanya. Beberapa hari sudah perjalanan ibuku dan Mbah Ran sampai ditempat tujuan. Ibuku berkenalan dengan orang orang disana, dan bekerja juga disana.

Tak lama kemudian seketika mbah Ran membawa seorang sosok laki laki yang tak pernah dilihat oleh ibuku, dibawa ke hadapan ibu. Ibuku seketika terkejut bahwasannya tenyata ia adalah calon yang akan menjadi pendamping hidupnya, yaitu ayah ku. Tak lama kemudian dari pertemuan pertama kali tersebut mereka dijodohkan, meminta restu kepada Ibunya ibuku yaitu Nenek dan kakek ku untuk perjodohan ini. 

Selang waktu berjalan akhirnya mereka menikah, ibu dan ayah sama sekali belum mengenal satu sama lain tetapi mereka sudah dipertemukan sebagai pendamping hidup hingga saat ini. Mereka menikah pada tahun 1999 dan dikaruniai anak pertama pada tahun 2000. Anak pertama mereka sudah diambil kembali oleh yang maha kuasa ketika baru beberapa jam lahir. Dan dikaruniai anak ke2 tetapi belum dikehendaki lagi (keguguran). Dan ibu hamil kembali pada tahun 2003 dan dikaruniai anak ke tiganya, perempuan cantik, putih dan bersih yaitu aku.
Di anak ke tiganya ini ibu dan ayah merantau ke kota, menetap dan tinggal disini hingga detik ini.

 Pertemuan singkat yang membuat keluarga kecil bahagia, sekali. Walaupun ibu dan ayah tinggal disini banyak mengontrak rumah kecil, tidak menjadi penghalang kebahagiaan mereka. Hingga pada tahun 2013, mereka dikaruniai anak laki laki yang bernama Danang. Adikku satu satunya. 


Dari kisah ibu yang sangat sulit ketika kecil hingga mempunyai keluarga bahagia yang ia impikan adalah suatu moment indah bagi ibu. Ibu selalu bersyukur apa yang Tuhan berikan hingga saat ini. 
Aku banyak belajar dari cerita ibu, yang mengalami hidup sulit pada jamanmua dahulu, sangat disayangkan mamah berkata untuk tidak melanjutkan pendidikan nya. 


Ibu selalu memberi nasihat agar, aku dan adikku kelak tidak susah seperti beliau, dan ingin selalu menjadi kebanggan keluarga.

Ibuku adalah pahlawan terbaik yang pernah ada dibumi,
Ibuku tidak butuh penghargaan atas suksesnya membesarkan kami, ibu tidak butuh rumah mewah dengan harta berlimpah hadiah dari kami anak-anaknya, tapi saat kami dewasa, ibu hanya butuh kasih sayang dan perhatian kami. Menelpon saat kami jauh, mendengar cerita bahagia kami dan berusaha mendoakan yang terbaik bagi kami.



Terimakasih~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN 6 Lembar